Probolinggo, Lensaupdate.com - Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menerima audiensi dari Tokoh Adat Tengger Sukapura pada Kamis (20/03/2025) di Pendopo Prasaja Ngerti Wibawa Kabupaten Probolinggo. Audiensi ini bertujuan untuk membahas izin penutupan jalan yang akan dilakukan selama perayaan hari raya Nyepi yang berlangsung pada 29 hingga 30 Maret 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Haris didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi serta Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Heri Mulyadi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menjelaskan bahwa penutupan jalan ini merupakan bagian dari rangkaian ritual Tapa Brata yang dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger Sukapura dalam menyambut Nyepi. “Kegiatan ini sudah terlaksana sebanyak 10 kali dan diharapkan dapat memperkuat toleransi antarumat beragama,” katanya.
Bambang Suprapto menjelaskan bahwa ritual Nyepi bagi masyarakat Tengger dilakukan dengan penutupan jalan pada 29 Maret hingga 30 Maret 2025. Penutupan jalan ini menjadi simbol wujud toleransi antarumat beragama, di mana umat Muslim akan menjaga dan mengawasi proses penutupan jalan selama acara berlangsung.
“Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara umat Hindu dan Muslim di Kabupaten Probolinggo serta mempererat hubungan antarwarga masyarakat yang hidup berdampingan dalam kedamaian,” jelasnya.
Selain itu, Bambang juga menyampaikan bahwa perayaan Yadnya Kasada pada Juni mendatang akan menjadi acara besar bagi masyarakat Tengger. Dalam perayaan tersebut, Gus dr. Mohammad Haris akan dikukuhkan sebagai sesepuh masyarakat Tengger. “Kegiatan tersebut turut menjadi ajang silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan antarwarga,” tambahnya.
Sementara Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menyambut baik kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa Pendopo Kabupaten Probolinggo merupakan tempat penuh sejarah yang sangat penting bagi Kabupaten Probolinggo, termasuk keberadaan Suku Tengger yang memiliki kearifan lokal yang sangat berharga.
“Kedekatan saya dengan masyarakat Tengger telah terjalin sejak lama, bahkan tanpa perlu diupayakan melalui organisasi seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” ungkapnya.
Gus Haris berharap hubungan ini dapat terus diperkuat ke depannya. “Suku Tengger adalah bagian yang tak terpisahkan dari Kabupaten Probolinggo. Kita harus terus menjaga komunikasi dan berdiskusi untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi keluhan masyarakat Tengger,” lanjutnya.
Lebih lanjut Bupati Haris menekankan pentingnya mengembangkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo, terutama Wisata Gunung Bromo, yang menjadi daya tarik utama wisatawan. Harapannya dengan mempromosikan potensi wisata tersebut, budaya dan adat Tengger dapat lebih dikenal luas, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di kancah internasional. “Wisata dan budaya Tengger adalah aset yang harus kita lestarikan dan kenalkan ke dunia,” tambahnya.
Bupati Haris berharap ke depannya hubungan antara masyarakat Tengger dan pemerintah daerah semakin baik. “Dengan menjaga silaturahmi dan mempromosikan toleransi antarumat beragama, saya yakin Kabupaten Probolinggo akan menjadi daerah yang lebih maju dan berbudaya,” pungkasnya. (len/zid)
0 Comments:
Posting Komentar