Kraksaan, Lensaupdate.com – Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Marisa Juwitasari Moh. Haris, SE dan Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Ra Fahmi AHZ didampingi Ketua III TP PKK Kabupaten Probolinggo Ning Umi Hani’ah Fahmi AHZ melakukan halal bihalal bersama ribuan guru di Gedung Islami Center (GIC) Kota Kraksaan, Kamis (24/4/2025).
Halal bihalal dengan tema “Sucikan Hati Untuk Merajut Kebersamaan Menuju Probolinggo SAE” ini digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 1.300 peserta. Mereka terdiri dari kepala sekolah PAUD, TK, SD, SMP serta seluruh organisasi profesi guru negeri dan swasta se-Kabupaten Probolinggo.
Momentum ini dihadiri oleh perwakilan Forkopimda dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Dari unsur PGRI, hadir Ketua Umum PB PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, Ketua PGRI Jawa Timur, Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo H. Asim serta para ketua PGRI dari wilayah Besuki Raya.
Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penyerahan Kartu Tanda Anggota (KTA) Kehormatan PGRI Kabupaten Probolinggo kepada Bupati Haris, Wabup Fahmi, Ning Marisa, Ning Hani serta Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi oleh Ketua Umum PB PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi
Kegiatan juga diisi dengan tausiyah dari dua ulama terkemuka, KH Hasan Ahsan Malik dari Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan dan KH Moh. Syakur Dewa dari Pondok Pesantren Darut Tauhid Desa Patemon Kecamatan Krejengan.
Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris mengatakan pentingnya membangun kekuatan pendidikan yang humanis dan inklusif. “Guru adalah pejuang masa depan Indonesia. Pemerintah daerah akan terus hadir dan membela hak serta martabat para guru, termasuk dalam hal pembelaan hukum jika diperlukan,” katanya.
Menurut Bupati Haris, pertemuan dengan para guru adalah momen yang sangat dirindukan. “Kami itu setiap kali ketemu para guru, susah-susah hilang. Jadi cukup hadir saja, bertemu, Masya Allah, begitu bahagia kami,” lanjutnya.
Bupati Haris menegaskan, sejak awal kepemimpinannya, guru telah menjadi skala prioritas untuk diperjuangkan. Sebab banyak tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Mulai dari rendahnya rata-rata lama sekolah (hanya 6,31 tahun) hingga masih tingginya angka kemiskinan dan stunting. “Indeks Pembangunan Manusia kita ada di angka 70,19. Ini PR besar kita bersama. Artinya, rata-rata masyarakat kita belum lulus SMP,” jelasnya.
Lebih lanjut Bupati Haris menyampaikan program “Guru Nyaman Bekerja” melalui konsep penempatan guru yang memperhitungkan jarak dan kenyamanan agar mereka bisa bekerja optimal.
“Oleh karena itu pentingnya menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah. Jika kepala sekolah mampu membangun kenyamanan, guru-guru akan loyal. Inilah yang menciptakan dedikasi,” terangnya.
Bupati Haris mengingatkan bahwa tanggung jawab untuk memperbaiki pendidikan bukan hanya pada guru atau pemerintah, tetapi tanggung jawab kolektif semua pihak. “Masalah pendidikan ini bukan hanya tanggung jawab Bupati dan guru, tetapi tanggung jawab kita bersama. Prinsip kami mempunyai komitmen terhadap guru honorer dan penataan guru di daerah-daerah dengan pendekatan yang adil dan manusiawi,” tambahnya.
Sementara Ketua Umum PB PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi menyampaikan rasa bangganya atas kolaborasi erat antara PGRI dan Pemkab Probolinggo. “Kami berharap agar semangat Idul Fitri ini memperkuat solidaritas dan semangat membangun pendidikan yang bermutu,” ujarnya.
Unifah mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada Bupati, Wakil Bupati serta seluruh pejabat Pemerintah Kabupaten Probolinggo atas kepedulian mereka terhadap para guru, terutama di daerah-daerah terpencil.
“Di mana ada guru, di situ ada PGRI. Hal ini menunjukkan komitmen organisasi untuk terus mendampingi dan memperjuangkan hak-hak guru di seluruh pelosok negeri,” tegasnya.
Lebih jauh Unifah menekankan urgensi pengesahan Undang-undang Perlindungan Guru sebagai payung hukum yang melindungi profesi pendidik. Kami sedang berjuang untuk Undang-undang Perlindungan Guru. Semua ini merupakan jalan yang kami tempuh agar guru-guru terlindungi,” terangnya.
Unifah menegaskan PGRI akan terus memperjuangkan keberlangsungan tunjangan profesi guru dalam bentuk apapun agar tidak dihapuskan dalam kebijakan baru ke depan. “Saya menitipkan kesejahteraan, profesionalisme dan perlindungan untuk para guru, pendidik dan tenaga kependidikan di Kabupaten Probolinggo. Pendidikan tidak hanya dibangun dengan kebijakan, tetapi juga dengan cinta, kehadiran dan keberpihakan nyata,” jelasnya.
Sedangkan Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo H. Asim menyampaikan kegiatan ini dimaksudkan untuk mensucikan hati dengan kebersamaan menuju ke Kabupaten Probolinggo yang lebih baik. “PGRI bersinergi membantu Pemerintah Daerah supaya lebih cepat mencapai pembangunan khususnya di bidang sumber daya manusia,” ujarnya.
Dengan halal bihalal ini Asim mengharapkan bisa mempererat persaudaraan diantara para guru baik negeri dan swasta. “Mudah-mudahan dengan tausiyah yang disampaikan para mubaligh bisa menggugah dan memberikan siraman rohani sehingga termotivasi guru-guru untuk lebih meningkatkan dedikasinya,” pungkasnya. (nab/zid)